Sabtu, 18 Februari 2017

Sebuah Usaha Melupakan



Tidak mudah memang melupakanmu.
Namun, apalah artinya bertahan dalam perasaan yang membuatku semakin tersiksa.
Apalah artinya menjaga harapan yang hanya melahirkan sesak demi sesak di kemudian hari.
Tidak mudah memang melupakanmu.
Seseorang yang pernah kukenal dengan perasaan terdalam.
Orang yang dulu begitu baik, namun nyatanya pandai melukai.
Bagaimana mungkin aku tiba-tiba menghilangkanmu dari ingatan?
Sama sekali bukan hal yang mudah.
Tapi, segala hal yang sudah berakhir, memang selayaknya ditinggal dan dilupakan.
Meski membawa luka yang membekas di hati akan membuat perasaan tersakiti berkali-kali.
Hanya saja, barangkali patah di hati adalah bagian hidup dari semua orang yang memang wajar dijalani.
Aku hanya ingin pindah.
Meski merangkak sedikit demi sedikit.
Meski melangkahkan kaki berakit-rakit.
Ada baiknya kamu membantu usahaku dalam melupakanmu.
Saat kamu memilih mengakhiri segalanya. Tolonglah dengan pengertian, beri aku ruang untuk memulihkan segala luka.
Perasaan sedih yang harus kutanggung sendiri.
Luka yang harus kupulihkan sendiri.
Jangan datang lagi mengisi hari-hari.
Setidaknya sampai semua perasaan ini benar-benar pulih kembali.
Kamu sudah menghancurkan hal yang kujaga dengan sungguh.
Bukankah lebih baik kita menjaga jarak dulu, agar perasaan terluka ini kembali utuh.


Minggu, 05 Februari 2017

Jatuh Untuk Bangkit



Teruntuk hati yang sedang tertatih menguatkan diri..
Meski sudah jatuh berkali-kali, bukan alasan bagiku untuk menyerah lalu mati.
Aku tahu betul bahwa mencintai adalah alasan paling egois untuk sakit hati.
Tidak ada yang meminta aku untuk mencintainya dan tidak ada yang tahu mengapa harus dia yang Tuhan pertemukan denganku.
Tidak ada yang memohon aku untuk memilikinya dan tidak ada yang mampu menjawab mengapa harus dia yang aku pilih.

Wahai diri..
Jatuh cinta dan mencintailah secinta-cintanya.
Tak ada yang salah dengan perasaanmu.
Cinta tidak seharusnya menjadi amarah dan dendam, sebab cinta sejatinya selalu tenang dan menenangkan.
Jika suatu ketika kau kecewa karena cinta tak seperti yang kau inginkan, semesta akan menunjukkan padamu dengan cara yang begitu pukau.
Bersabarlah sebentar, sebab inilah saatnya kau belajar.

Wahai diri..
Jatuh cinta dan cintailah secinta-cintanya, maka ketika ia memilih yang lain, satu-satunya yang rugi adalah dirinya sendiri karena sudah kehilangan seseorang yang teguh dan teduh hatinya macam kau.
Cintailah secinta-cintanya.
Cinta tak pernah membiarkanmu bertepuk tangan sendirian.
Sebab cinta akan memelukmu sehangat selimut kesayanganmu atau secangkir teh di pagi hari.

Wahai diri..
Cinta akan datang kepadamu lagi.
Yang harus kau ingat adalah cinta tak selalu datang dari orang yang kau harapkan,
dari orang yang kau perjuangkan,
ataupun dari orang yang kau tangisi semalaman.
Cinta pasti datang lagi,
dalam bentuk baru,
dan dari tangan-tangan lain yang mungkin saat ini kau belum tahu.

Wahai diri..
Semesta tahu pedih hatimu.
Betapa pilu saat kau merasa sudah begitu dekat tapi ia bahkan tak melihatmu.
Betapa retak dadamu saat kau merasa sudah begitu hangat tapi ia bahkan tak memikirkanmu.
Duduklah sebentar.
Sandarkan kepalamu di bahu yang mampu menenangkanmu.
Hirup luka dalam-dalam lalu embuskan sampai kau merasa lelah untuk menangis.
Kau kuat.

Wahai diri..
Semua orang bisa saja mengalami apa yang kau alami,
bisa saja merasakan apa yang saat ini kau rasakan,
tapi tidak semua orang memiliki hati sebesar hatimu,
yang masih tersenyum dan bersikap ramah kepada orang-orang yang kau anggap keluarga,
kepada orang-orang yang kau cinta,
kepada orang-orang yang kau perhatikan kebahagiaannya tapi bagi mereka kau tak lebih dari seseorang yang tak sengaja berjumpa kemudian dilupakan.

Teruntuk hati yang sedang tertatih menguatkan diri..
Kau kuat.
Dan tidak semua orang mampu sekuat dirimu.
Give up. Because it’s not your fault to fall in love and be kind to people. Your life is not suck. The people who don’t see your true color are sucks. Yes, they are.