Kamis, 18 Mei 2017

No Ain't Title (2)



Apalah artinya usahaku menemani langkah-langkah sulitmu. Jika setelah kau merasa kuat, kau malah melepaskanku. Setangguh ini aku bertahan denganmu. Pedih yang aku dapatkan, setelah kau merasa hebat, kau berlalu bersama yang lain. Perasaan macam apa yang kau punya? Pikiran selicik apa yang kau simpan? Setelah semua usaha dilalui dengan sepenuh hati. Kau ternyata tak bisa dibanggakan seutuh diri.


Senin, 15 Mei 2017

No Ain't Title (1)



Aku barangkali hanyalah sehelai daun di antara rimbunnya hidup yang kau punya. Kau punya ranting dan dahan, serta batang yang kuat. Sementara aku semakin hari semakin menguning. Pelan-pelan mulai digoyah oleh angin. Kau bisa dengan mudah melepasku. Namun, jatuh dan berterbangan tanpa arah bukanlah hal yang menyenangkan. Aku melayang-layang tanpa tujuan. Jatuh ke tanah. Lalu dipaksa menyerah. Dipaksa ikhlas akan hal-hal yang tak ingin kulepas. Aku ingin bertanya, pada bagian manakah yang menyenangkan dari jatuh cinta?


Sabtu, 01 April 2017

Catatan Pendek Untuk Cerita Yang Panjang



Bukan karena cinta dilukai lantas benci merajai, tetapi memang sudah semestinya yang pergi dilepaskan sepenuh hati. Bagiku, kau hanyalah kenangan yang tak lagi kuharapkan pulang.


Sabtu, 25 Maret 2017

CINTA



Cinta..
Semua orang menginginkanmu.
Tapi tak semua orang bisa menjagamu.

Cinta..
Kau datang tanpa diduga,
Lalu pergi tanpa menyapa.

Cinta..
Kau indahkan dunia,
Tapi tak lupa menabur luka.

Cinta, aku mohon..
Jangan datang untuk pergi.
Jangan memberi bahagia lalu menyakiti.


Rabu, 01 Maret 2017

Kau Adalah Luka Abadi ku



Entah bagaimana persisnya,
tiba-tiba aku ingin menebak berapa banyak hangat genggaman yang kutebar di pergelangan tanganmu.
Sebelum aku tersakiti,
sebelum aku berlari pergi.
Aku pernah menahan lapar hanya karena ingin mendengar kenyangmu.
Aku sempat mengabaikan hangat hanya karena menolak mendengar gigilmu.
Namun kau menyukai tajam,
lalu mendorongnya lembut,
mengarahkan ke seluruh denyutku.
Semena-mena kau menyeret wajah bulan yang terbiasa menerangi langit.
Biar pudar!
Agar menyebar ke seluruh memar.
Meninggalkan aku yang dijangkiti kecewa,
lalu membiarkan perih menancap di sana.
Sepandai itukah kau melubangi urat nadiku?
Muara seluruh denyut,
yang kupakai menyelamatkanmu ketika hanyut.
Tak pernah kuucap percuma,
meski hanya mengapungkan dosa.
Entah bagaimana persisnya, tiba-tiba aku ingin mengingat berapa kali aku menyebutmu sebagai luka abadi ku.


Sabtu, 18 Februari 2017

Sebuah Usaha Melupakan



Tidak mudah memang melupakanmu.
Namun, apalah artinya bertahan dalam perasaan yang membuatku semakin tersiksa.
Apalah artinya menjaga harapan yang hanya melahirkan sesak demi sesak di kemudian hari.
Tidak mudah memang melupakanmu.
Seseorang yang pernah kukenal dengan perasaan terdalam.
Orang yang dulu begitu baik, namun nyatanya pandai melukai.
Bagaimana mungkin aku tiba-tiba menghilangkanmu dari ingatan?
Sama sekali bukan hal yang mudah.
Tapi, segala hal yang sudah berakhir, memang selayaknya ditinggal dan dilupakan.
Meski membawa luka yang membekas di hati akan membuat perasaan tersakiti berkali-kali.
Hanya saja, barangkali patah di hati adalah bagian hidup dari semua orang yang memang wajar dijalani.
Aku hanya ingin pindah.
Meski merangkak sedikit demi sedikit.
Meski melangkahkan kaki berakit-rakit.
Ada baiknya kamu membantu usahaku dalam melupakanmu.
Saat kamu memilih mengakhiri segalanya. Tolonglah dengan pengertian, beri aku ruang untuk memulihkan segala luka.
Perasaan sedih yang harus kutanggung sendiri.
Luka yang harus kupulihkan sendiri.
Jangan datang lagi mengisi hari-hari.
Setidaknya sampai semua perasaan ini benar-benar pulih kembali.
Kamu sudah menghancurkan hal yang kujaga dengan sungguh.
Bukankah lebih baik kita menjaga jarak dulu, agar perasaan terluka ini kembali utuh.


Minggu, 05 Februari 2017

Jatuh Untuk Bangkit



Teruntuk hati yang sedang tertatih menguatkan diri..
Meski sudah jatuh berkali-kali, bukan alasan bagiku untuk menyerah lalu mati.
Aku tahu betul bahwa mencintai adalah alasan paling egois untuk sakit hati.
Tidak ada yang meminta aku untuk mencintainya dan tidak ada yang tahu mengapa harus dia yang Tuhan pertemukan denganku.
Tidak ada yang memohon aku untuk memilikinya dan tidak ada yang mampu menjawab mengapa harus dia yang aku pilih.

Wahai diri..
Jatuh cinta dan mencintailah secinta-cintanya.
Tak ada yang salah dengan perasaanmu.
Cinta tidak seharusnya menjadi amarah dan dendam, sebab cinta sejatinya selalu tenang dan menenangkan.
Jika suatu ketika kau kecewa karena cinta tak seperti yang kau inginkan, semesta akan menunjukkan padamu dengan cara yang begitu pukau.
Bersabarlah sebentar, sebab inilah saatnya kau belajar.

Wahai diri..
Jatuh cinta dan cintailah secinta-cintanya, maka ketika ia memilih yang lain, satu-satunya yang rugi adalah dirinya sendiri karena sudah kehilangan seseorang yang teguh dan teduh hatinya macam kau.
Cintailah secinta-cintanya.
Cinta tak pernah membiarkanmu bertepuk tangan sendirian.
Sebab cinta akan memelukmu sehangat selimut kesayanganmu atau secangkir teh di pagi hari.

Wahai diri..
Cinta akan datang kepadamu lagi.
Yang harus kau ingat adalah cinta tak selalu datang dari orang yang kau harapkan,
dari orang yang kau perjuangkan,
ataupun dari orang yang kau tangisi semalaman.
Cinta pasti datang lagi,
dalam bentuk baru,
dan dari tangan-tangan lain yang mungkin saat ini kau belum tahu.

Wahai diri..
Semesta tahu pedih hatimu.
Betapa pilu saat kau merasa sudah begitu dekat tapi ia bahkan tak melihatmu.
Betapa retak dadamu saat kau merasa sudah begitu hangat tapi ia bahkan tak memikirkanmu.
Duduklah sebentar.
Sandarkan kepalamu di bahu yang mampu menenangkanmu.
Hirup luka dalam-dalam lalu embuskan sampai kau merasa lelah untuk menangis.
Kau kuat.

Wahai diri..
Semua orang bisa saja mengalami apa yang kau alami,
bisa saja merasakan apa yang saat ini kau rasakan,
tapi tidak semua orang memiliki hati sebesar hatimu,
yang masih tersenyum dan bersikap ramah kepada orang-orang yang kau anggap keluarga,
kepada orang-orang yang kau cinta,
kepada orang-orang yang kau perhatikan kebahagiaannya tapi bagi mereka kau tak lebih dari seseorang yang tak sengaja berjumpa kemudian dilupakan.

Teruntuk hati yang sedang tertatih menguatkan diri..
Kau kuat.
Dan tidak semua orang mampu sekuat dirimu.
Give up. Because it’s not your fault to fall in love and be kind to people. Your life is not suck. The people who don’t see your true color are sucks. Yes, they are.


Minggu, 15 Januari 2017

Di Hadapan Rabb-ku



Malam itu, aku tak dapat tertidur dengan nyenyak.
Pikiranku resah dan tak tahu mengapa.
Aku menatap jam di layar handphone-ku,
waktu menunjukkan pukul dua dini hari.
Aku tak tahu lagi bagaimana cara menenangkan hati ini. Akhirnya aku putuskan untuk mengambil air
wudhu dan melaksanakan sholat malamku.

Dalam hening malam, aku ketuk pintu
langit dengan doa-doa yang kupanjatkan pada Rabb-ku.
Atas semua kesedihan yang
kurasakan,
maka aku sampaikan dan kutumpahruahkan pada-Nya.

Aku bercerita pada Rabb-ku tentang seseorang yang telah menyumbangkan
perannya sampai pada akhirnya aku pergi dan meninggalkan segala tentangnya.
Mataku tak dapat menahan airmata yang sejak tadi tertahan di kantung mataku dan akhirnya airmata itu jatuh begitu saja mengenai mukena dan sajadah yang ku pakai.

Ya Rabb..
Aku sudah begitu jauh berjalan melupakannya,
meninggalkan segala kenangan tentangnya, dan memaafkannya.
Apa itu belum cukup untuknya?
Bila memang dia hanya ingin memberitahuku bahwa dia sudah mendapatkan penggantiku, aku rasa dia tahu bahwa ia tak perlu repot-repot melakukan itu.
Hatiku sudah terlalu tersayat dengan apa yang telah aku alami.
Jadi cukuplah perban-perban di hati ini
menyembuhkan luka ku terlebih dahulu.


Jumat, 06 Januari 2017

(Belum) Saatnya Untuk Jatuh Cinta Lagi



Aku tak tahu akan perasaan yang terpendam di lubuk hati,
Aku tak tahu bagaimana menggambarkannya,
bagaimana menjelaskannya.
Nyatanya aku telah membangun dinding yang terjal dan curam untuk didaki.
Dalam dan gelap untuk diselami.
Aku melindungi segenggam kecil bagian dari tubuhku, yang ku sebut hati.
Bagian yang sedang berusaha aku obati berkali-kali.
Bagian yang sedang aku jaga siang dan
malam.
Meskipun begitu sulit menutupi goresan luka yang terlalu dalam itu.
Tak jarang aku bertemu dengan banyak
kumbang di luar sana.
Penuh pesona dan menawan hati.
Seakan hatiku siap untuk merekah lagi,
Seakan hatiku siap untuk mencintai lagi.
Namun, pada akhirnya aku sadar,
Tak mudah bagiku untuk membuka ruang-
ruang yang begitu aku jaga ketat.
Tak mudah bagiku untuk memberikan izin bagi kumbang tersebut untuk bertahta di hatiku.
Tak semudah rupanya...
Namun, aku pun tersadar,
Perlahan aku harus membuka sedikit ruang untuk mengobati luka ku.
Aku tak bisa terus seorang diri,
menanti dan tak bergumam sama sekali.
Tapi pada akhirnya aku mengerti,
Aku harus menjadi mandiri terlebih dahulu,
Aku harus melewati tantangan demi tantangan.
Karena memang belum saatnya aku harus ditemani oleh “teman hidupku” itu.
Aku harus buktikan pada Rabb-ku bahwa aku pantas,
Bahwa aku telah menjadi kuat,
Dan tak mudah tumbang lagi.
Untuk saat ini aku tak mau memberikan hatiku untuk kumbang di luar sana.
Belum saatnya...
Biarkan aku dan dia bertemu ketika hatiku dan hatinya sama-sama tertaut pada Rabb kami.
Di suatu perbatasan waktu, sebagaimana yang telah Rabb-ku janjikan...